agar lebih jelas dalam bentuk word dapat dilihat disini
ARTIKEL
ANALISIS KASUS INFORMASI HOAKS
Dosen Pengampu : Drs. Yusman Johar,
M.Pd
Dianalisis Oleh
:
Nama : Dian Andriani
NPM : 31117033
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BATAM
BATAM
2018
I.
Informasi Hoaks
Indonesia Membawa 10jt – 20jt TKA Tiongkok
Muhammad Latief
JAKARTA
Pemerintah Indonesia
sedang memproses 21jt permohonan izin kerja dari tenaga kerja asal Tiongkok.
Mereka akan bekerja di bidang konstruksi, karena sebagian besar investasi
Tiongkok beroperasi di bidang smelter (pengolahan hasil
tambang) dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Kasubit Analisa
Perizinan Tenaga Kerja Asing, Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker), Yanti
Nurhayati Ningsih tahun ini, permintaan izin tidak naik terlalu signifikan
seperti beberapa waktu lalu.
“Tenaga kerja
Tiongkok di Indonesia sekitar 50.000-an. Itu yang legal dan tercatat oleh kita.
Selain itu kita tidak tahu,” ujarnya seusai seminar 'Kebijakan dan Prosedur
Perizinan Tenaga Kerja Asing di Indonesia', Senin.
Tenaga kerja asal
Tiongkok menurutnya bekerja pada berbagai bidang, terutama profesional pada
bidang konstruksi, pembangunan PLTU dan smelter. Level tenaga kerja
yang ada di Indonesia yaitu setingkat manajerial yaitu direktur dan komisaris,
serta adviser.
“Pelanggaran ketenagakerjaan
paling banyak itu, kebanyakan tidak memiliki izin kerja. Mereka menggunakan
visa bukan untuk kerja. Jadi tidak Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing atau
IMTA,” ujarnya.
Di sisi lain,
China Chamber of Commerce, Liu Cheng, mengeluhkan lambatnya izin bagi
tenaga kerja asal Tiongkok. Dalam bidang konstruksi, misalnya, setelah
memenangi lelang perusahaan harus menunggu penyerahan kontrak asli untuk
mengurus izin tenaga kerja yang membutuhkan jeda waktu cukup lama. Padahal
kontrak asli itu dibutuhkan untuk segera mengajukan izin tenaga kerja.
“Saat menunggu
izin kerja, para pekerja harus kembali lagi ke negara asal untuk mengurus
kembali izin. Ini inefisien dan membuat dampak negatif. Pelaksanaan proyek jadi
tertunda,” ujarnya.
II.
Analisis
Saat ini perkembangan
teknologi informasi komunikasi begitu kuat dan mudah, di mana informasi berita
dapat dinikmati oleh siapa pun dan di mana pun berada. Kita dituntut untuk
lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi informasi yang diterima. Informasi
yang diterima jangan langsung dianggap benar, lalu disebarkan kepada orang
lain. Namun harus lebih dahulu dicari keabsahan dari informasi tersebut apakah
benar atau tidak. Perkembangan teknologi informasi komunikasi saat ini tidak
hanya memberikan dampak yang positif tetapi juga memberikan dampak yang buruk.
Penyampaian akan informasi begitu cepat di mana setiap orang telah dengan mudah
memproduksi informasi, dan informasi yang begitu cepat tersebut melalui
beberapa media sosial seperti facebook, twitter, whatsapp dan
lain sebagainya yang tidak dapat difilter dengan baik.
Pada
generasi millennial ini, sebagian orang
yang mendapatkan informasi tanpa lebih dahulu mencari kebenaran informasi
tersebut. Kemudian secara serta merta ia juga ikut menyebarkan informasi
tersebut maka tentu hal ini sangat merugikan. Karena informasi tersebut bisa
jadi fitnah yang memang sengaja disebarkan oleh orang yang tidak
bertanggungjawab dengan tujuan untuk memperkeruh suasana.
Sering
sekali target penyebaran berita hoaks ini adalah lembaga pemerintahan. Entah
apa dalil tujuan dibalik penyerangan itu, tapi menurut saya itu adalah suatu
politik untuk menjatuhkan atau merusak
citra pemerintah. Berita di atas merupakan salah satu contoh informasi hoaks
dalam bidang pemerintahan. Bagaimana bisa berita diatas dikatakan hoaks?
Menurut informasi dan data yang saya peroleh bahwa berita di atas itu merupakan
berita hoaks. Karena Pemerintah sedang gencar mempromosikan pariwisata sebagai
sektor andalan negara. Sejumlah langkah pun dilakukan untuk meningkatkan jumlah
wisatawan asing berkunjung ke Indonesia, termasuk dari Cina.
Cina
merupakan negara yang paling banyak mengirim turis ke Indonesia. Data
Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
menyebutkan bahwa sejak 1 Januari hingga 18 Desember 2016, warga negara asing
yang datang ke Indonesia mencapai 8.974.141 orang dan yang keluar mencapai
9.370.098 orang. Dari angka itu warga Cina yang datang ke Indonesia sebanyak 1.401.443,
sedangkan yang keluar dari Indonesia sebanyak 1.452.249 orang. Kepala Divisi
Imigrasi Kanwil Kemenkumham data kedatangan warga negara asing dari Bandara
Soekarno - Hatta pada 2016 adalah 6 juta orang. Asal negara mereka juga
beragam, tidak hanya dari Cina dan tidak semuanya merupakan pekerja, melainkan
ada sebagian turis juga.
Selain
data diatas, Presiden Jokowi juga turun tangan langsung dalam menyelesaikan
adanya informasi hoaks ini. Presiden Jokowi menjelaskan bahwa angka 10 juta itu
bukanlah jumlah pekerja Cina yang masuk ke Indonesia, melainkan target pencapaian
jumlah wisatawan dari Cina yang diharapkan akan datang berkunjung ke Indonesia.
Mengingat bahwa Indonesia sedang gencar mempromosikan pariwisata.
Menurut
saya, hoaks itu merupakan sesuatu yang sedap - sedap ngeri. Ada 2 hal yang
dialami oleh pembuat berita hoaks, yaitu : Anda bisa saja dipuji banyak pembaca
karena apa yang Anda sampaikan tersebut membuat sebagian orang awam tahu
walaupun tidak benar informasinya, tetapi bisa juga justru Anda dibully bahkan bisa sampai masuk penjara
karena telah menyebarkan informasi bohong. Tapi disisi lain disini letak dimana
tingkat kecerdasan pembaca diuji, di mana harus pintar -pintar menyelidiki terlebih dahulu
kebenaran sebuah berita.
Banyaknya
berbagai berita yang lalu lalang di internet harusnya disikapi dengan
bijaksana. Belajarlah menjadi seseorang
yang bijak dalam bermedia sosial, dengan menjadi seseorang yang kritis dalam
menerima informasi. Hendaknya memeriksa terlebih dulu apakah berita tersebut
asli atau hanya sekadar berita hoaks. Berpikirlah dengan matang, jika kita
ingin bagikan berita, foto atau video yang diterima baik secara retweet, forward, share, atau broadcast jika belum tahu
kebenaran sumbernya.
Mari
kita tangkal berita, foto, atau video hoaks dengan menjadi orang yang kritis
dalam informasi. Itulah salah satu cara menangkal berita hoaks secara
sederhana, karena hoaks menurut cendikiawan muslim Komaruddin Hidayat sama
dengan korupsi kebenaran. Mari kita jangan informasi yang benar, dan tinggalkan
informasi yang hoaks. Mudah - mudahan kita bagian dari orang yang menyelamatkan
informasi yang benar. Dalam melawan hoaks itu kita jangan anteng - anteng namun
jangan juga mentang - mentang. Kita jangan loyo melawan hoaks, tetapi jangan
juga semau Anda sekehendak hati mengatakan sebuah tulisan sebagai hoaks. Be smart people guys.
Daftar
Pustaka
Sumber Kasus Berita
·
Google, 2016, Ekonomi Indonesia Membawa 10jt –
20jt TKA Tiongkok, (https://www.google.co.id/amp/aa.com.tr/id/ekonomi/indonesia-membawa-10jt-20jt-tka-tiongkok/863702%3famp=1,diakses
tanggal 24 Desember 2016)
Sumber Referensi Analisis
·
Kudata,2016,
Berita Data isu serbuan 10 juta pekerja Cina, [online], (https://katadata.co.id/berita/2016/12/28/data-isu-serbuan-10-juta-pekerja-cina)
·
Voaindonesia,
2016, Presiden Bantah Isu Pekerja China Masuk Indonesia 2016
Komentar
Posting Komentar